Rabu, 14 Januari 2009

CINTAI, BENCI DAN MAKILAH AKU..........SEMAUMU


Kita harusnya mengerti bahwa tidak ada sesuatu yang tidak menimbulkan akibat, karena setiap akibat pasti ada sebab. 
Kalau kita tidak ingin dikhianati maka jangan sekali-kali mempercayai, kalau kita tidak ingin dibenci maka jangan mau untuk dicintai.

Mempercayai kemudian dikhianatai adalah sesuatu yang sepantasnya terjadi, 
Mencintai kemudian membenci bukanlah dari situ kita mengenal hati. 
Mempercayai untuk dikhianati, dicintai untuk dibenci, bukankah itu makna cinta sejati. 

Mari kita belajar untuk senantiasa mempercayai, meski kepada yang buruk sekalipun, mempercayai dan mempersiapkan hati kita untuk dikhianati. Jika itu sudah mampu kita lakukan, maka apapun yang dilakukan orang kepada kita, entah itu baik atau buruk sekalipun, semua itu tidak akan berarti.

Jadi meski kita dikhianati atau dibohongi, meski kita dicintai atau dibenci, meski kita disanjung atau dicaci, meski kita diberi atapun dimintai, bukankah itu sama saja karena kita sudah tahu sebelumnya. Meski kita dihormati atau dipuja, itupun tak akan ada artinya kerena semua itu adalah hal yang biasa. 

Jika kebiasaan dapat kita rasakan dalam kehidupan, maka kita akan merasa tidak melakukan ataupun diperlakukan untuk atau oleh orang lain. Karena yang kita rasakan hanyalah menjalani dari apa yang telah kita ketahui, melewati setiap sesuatu yang kita lihat, dan merasakan setiap sesuatu yang datang di kehidupan.

Kalau kita hanya mengerti untuk mencintai dan memberi, dan tidak mempedulikan untuk dicintai ataupun diberi, maka kita akan selalu berada dalam pusaran cinta yang sesungguhnya. 


( Thanks to someone who learn me a bout it, dediced to “Komunitas Jalan Sunyi”)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar